Lidah merupakan salah satu anggota badan yang diciptakan hanya supaya dipergunakan untuk memperbanyak zikir kepada Allah, membaca firman-Nya, menunjukkan makhluk Allah(manusia)
ke jalan-Nya
PEPATAH ARAB MENGGAMBARKAN,
“Keselamatan manusia itu tergantung pada pemeliharaan lidah.
Lidahmu ibarat kudamu,jika engkau meremehkan (melepaskan kendalinya) maka ia menghinakanmu(berlari sekehendaknya).
Dan jika engkau menjaga(mengekang/menguasi kemauannya)
Ia pun akan menjaga (berjalan dengan teratur menurut kemauanmu)
Lidahmu ibarat singamu, jika engkau melepaskannya ia akan menerkammu. Dan jika ia engkau pegangi(tangkap) justru ia akan menjagamu”
Dalam kitab “Azdkar” Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a. bahwa Nabi bersabda :
“Ketika anak Adam memasuki waktu pagi maka seluruh anggota badan yang menuruti dan tunduk terhadap lidah berkata, Takutlah kepada Allah karena sesungguhnya keberadaan kami tergantung kepadamu. Jika kamu benar maka kami menjadi benar, jika engkau jelek kami pun pasti jelek”
Saking pentingnya peran yang ia sandang, maka jika lidah nyata – nyata bertingkah keluar dari jalur – jalur yang telah digariskan oleh agama ia akan menanggung siksa yang sama sekali tidak pernah dirasakan oleh anggota tubuh yang lain, sebagaimana di sabdakan oleh Rasulullah :
“ Lidah akan disiksa dengan siksaan yang sama sekali tidak ditimpakan (disiksakan) kepada anggota tubuh yang lain. Kemudian lidah bertanya, Wahai Tuhanku mengapa Engkau siksa aku dengan siksaan yang sama sekali tidak Engkau siksaan kepada anggota yang lain??? Tuhan mejawab, Darimu telah keluar perkataan yang bisa mencapai paling timur dan paling barat bumi,sehingga mengakibatkan dialirkannya darah yang haran(dialirkan), diambilnya harta yang haram(diambil), dan dirusaknya kehormatan farji yang haram(dirusak), maka demi kejayaan-Ku,sungguh akan Aku timpakan kepadamu siksaan yang sama sekali tidak Aku timpakan kepada anggota tubuh yang lain ”
(HR. Abu Na’im)
Pelajaran yang dapat diambil buat pegangan hidup :
1.Kalau kita tidak bisa berbicara yang benar lebih baik diam (la yaqro’u khoiron A’uliyasmud)
2.Perkataan yang buruk lebih tajam daripada pedang yang menusuk hati
3.Maka kita harus hati – hati dalam berbicara
4.Dusta pertama akan mengajak dusta yang berikutnya untuk menutupi dusta yang pertama
5.Kita bukan malaikat melainkan manusia yang tempatnya salah dan dosa, oleh karenanya taubat dan istighfar, introspeksi kita membutuhkannya.
6.Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat bagi ana (Al-fakir wa adh - dhoif) sendiri dan teman – teman sekalian
Wabillahhi Taufiq wal hidayah
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Atas Komentarnya