Doa adalah senjata seorang beriman. Sebagaimana diriwayatkan oleh al –Hakim dalam kitab shahihnya yang berasal dari Ali bin Abi Thalib ra. Rasulullah bersabda :
“Doa adalah senjata orang mukmin, tiang agama, dan cahaya langit dan bumi. ”
Karakteristik orang beriman sebagaimana termaktub dalam al – Qur’an Al-Furqan(25) ayat : 63-68
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, jauhkan azab Jahannam dari Kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal". Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya)”
(Al-Furqan(25) ayat : 63-68)
“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat- ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang- orang yang tuli dan buta. Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka Itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang Tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan Ucapan selamat di dalamnya,”
(Al-Furqan(25) ayat : 72-75)
Adapun sifat orang – orang beriman yang terpenting sebagaimana diilustrasikan dalam al quran surat Al Furqan ayat 63 – 68 dan (Al-Furqan(25) ayat : 72-75), diantaranya adalah :
1. Mereka Berjalan di Muka Bumi dengan Rendah Hati
Cara mereka berjalan dengan sederhana, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, dan tidak dibuat – buat. Sifat sederhana seperti itu termasuk akhlaq kenabian, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. Berikut :
2. Di waktu Malam Mereka Selalu Beribadah kepada Allah
3. Membelanjakan Harta dengan Tidak Berlebih – lebihan
Sebaik – baik orang adalah orang yang mengkonsumsi makanan dan minuman bukan untuk memuaskan selera lidahnya dan mengenakan pakaian bukan untuk membanggakan diri. Ia makan dan minum hanya sekadar untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga agar dapat menguatkan dirinya dalam beribadah kepada Allah Swt. dengan baik. Ia mengenakan pakaian sekadar untuk menutupi aurat dan menjaga tubuh dari sengatan terik matahari dan dingin yang menusuk.
Amirul mukminin, Umar bin Khatthab Ra. Berkata, “Cukuplah seseorang dikatakan berlebih – lebihan jika setiap menginginkan sesuatu lalu ia membelinya kemudian memakannya.”
Pernyataan Sayyidina Umar ini relevan dengan sabda Nabi Saw berikut :
5. Tidak memberikan Kesaksian Palsu dan senantiasa Menjaga Kehormatan Diri dari sesuatu yang tidak bermanfaat
Tidak selayaknya orang yang beriman suka berkata dusta, memberikan kesaksian palsu, dan menjadi sumber dalam hal – hal yang tidak berguna bagi dirinya dan orang lain.
6. Senantiasa Berdoa dan Bersabar
Orang yang beriman tidak mengenal putus asa jika mereka menengadakan tangannya memohon kepada Allah, mereka meyakini bahwa Allah tidak akan menyia- nyiakan kesungguhan hati mereka dalam memanjatkan doa – doanya. Kebaikan dan pertolongan-Nya akan tiba secara berkala, kasih saying dan perhatianNya akan tertuang tanpa batas, permberian dan pengabulanNya akan segera turun sebelum lisan terkatup dari kalimat doa.
Mereka tidak sedikit pun merasa khawatir, kalau ia mengetuk pintu lalu tidak dibuka. Pintu Allah tidak akan pernah tertutup bagi orang yang beriman. Kalau is menyinggahinya pastilah disambut olehNya, bukan mengetuk pasti dibukakanNya. Demikian sebuah kualitas keimanan yang bersemayam di dalam lubuk hatinya, menyinari seluruh perilakunya. Mereka selalu tanggap dalam memposisikan dirinya di hadapan Allah Swt. Sebagaimana firmanNya dalam hadist Qudsi berikut :
Betapa mesra gambaran hadist diatas, sungguhan dari suatu adegan nyata tergambar jelas, susunan katanya sederhana tetapi kedalaman maknanya tiada terhingga. Inilah yang selalu memotivasi orang yang beriman untuk senantiasa berdoa dan bersabar bersamaNya. Allah Swt berfirman :
7. Meraih Kebahagian di dunia dan di akhirat
Dari ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa kriteria orang yang beriman ialah :
a) Beriman kepada yang Ghaib
Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. Tanda – tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu. Dan, yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindra. Percaya kepada yang ghaib yaitu, mengiktikadkan adanya sesuatu yang maujud yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra, karena ada dalil yang menunjukkan kapada adanya, seperti : adanya Allah, malaikat – malaikat, hari kiamat, dan sebagainya.
b) Mendirikan shalat
Mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melengkapi syarat – syarat, rukun – rukun, dan adab – adab yang khusus, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusyuk, thuma’ninah memperhatikan apa yang dibaca, dsb.
c) Menafkahkan sebagian rezeki.
Rezeki adalah segala sesuatu yang dapat diambil manfaatnya. Menafkahkan sebagian rezeki, ialah memberikan sebagian dari harta yang telah direzekikan oleh Allah Swt. Kepada orang – orang yang diisyaratkan oleh agama untuk memberinya, seperti orang – orang fakir, miskin, kaum kerabat, anak – anak yatim dll.
d) Beriman kepada kitab – kitab Allah
e) Meyakini Akan Adanya Kehidupan Akhirat.
1. Mereka Berjalan di Muka Bumi dengan Rendah Hati
Cara mereka berjalan dengan sederhana, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, dan tidak dibuat – buat. Sifat sederhana seperti itu termasuk akhlaq kenabian, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. Berikut :
“Wahai segenap manusia, hendaklah kalian tetap tenang, karena kebaikan itu tidak terletak pada berjalan cepat”
2. Di waktu Malam Mereka Selalu Beribadah kepada Allah
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, Sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.”
( Qs. Adz – Dzaariyaat (51) ayat : 15 – 18 )
( Qs. Adz – Dzaariyaat (51) ayat : 15 – 18 )
“Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.”
(Qs. As – Sajdah (32) ayat : 15 -16)
Maksud dari “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya” adalah mereka tidak tidur pada waktu biasanya orang tidur untuk mengerjakan shalat malam dan berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan cemas.(Qs. As – Sajdah (32) ayat : 15 -16)
Ibnu ‘Abbas Ra. Berkata “barangsiapa mengerjakan shalat dua rakaat atau lebih sesudah isya’, maka ia di malam itu sama dengan bersujud dan berdiri untuk Allah”
3. Membelanjakan Harta dengan Tidak Berlebih – lebihan
An-Nuhas berkata, “Orang yang membelanjakan hartanya pada selain untuk ketaatan kepada Allah, adalah berlebihan.”
Sebaik – baik orang adalah orang yang mengkonsumsi makanan dan minuman bukan untuk memuaskan selera lidahnya dan mengenakan pakaian bukan untuk membanggakan diri. Ia makan dan minum hanya sekadar untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga agar dapat menguatkan dirinya dalam beribadah kepada Allah Swt. dengan baik. Ia mengenakan pakaian sekadar untuk menutupi aurat dan menjaga tubuh dari sengatan terik matahari dan dingin yang menusuk.
Amirul mukminin, Umar bin Khatthab Ra. Berkata, “Cukuplah seseorang dikatakan berlebih – lebihan jika setiap menginginkan sesuatu lalu ia membelinya kemudian memakannya.”
Pernyataan Sayyidina Umar ini relevan dengan sabda Nabi Saw berikut :
“Termasuk berlebih – lebihan jika kamu memakan semua apa saja yang kamu sukai” (HR. Ibnu Majah dari Anas Bin Malik Ra.)
4. Hanya menyembah Allah5. Tidak memberikan Kesaksian Palsu dan senantiasa Menjaga Kehormatan Diri dari sesuatu yang tidak bermanfaat
Tidak selayaknya orang yang beriman suka berkata dusta, memberikan kesaksian palsu, dan menjadi sumber dalam hal – hal yang tidak berguna bagi dirinya dan orang lain.
6. Senantiasa Berdoa dan Bersabar
Orang yang beriman tidak mengenal putus asa jika mereka menengadakan tangannya memohon kepada Allah, mereka meyakini bahwa Allah tidak akan menyia- nyiakan kesungguhan hati mereka dalam memanjatkan doa – doanya. Kebaikan dan pertolongan-Nya akan tiba secara berkala, kasih saying dan perhatianNya akan tertuang tanpa batas, permberian dan pengabulanNya akan segera turun sebelum lisan terkatup dari kalimat doa.
Mereka tidak sedikit pun merasa khawatir, kalau ia mengetuk pintu lalu tidak dibuka. Pintu Allah tidak akan pernah tertutup bagi orang yang beriman. Kalau is menyinggahinya pastilah disambut olehNya, bukan mengetuk pasti dibukakanNya. Demikian sebuah kualitas keimanan yang bersemayam di dalam lubuk hatinya, menyinari seluruh perilakunya. Mereka selalu tanggap dalam memposisikan dirinya di hadapan Allah Swt. Sebagaimana firmanNya dalam hadist Qudsi berikut :
“ Siapa saja datang kepadaKu agak sejengkal, Ku-hampiri ia sehasta. Kalau datangnya sehasta, Ku-datangi ia sedepa. Kalau datangnya dengan berjalan, Ku- sambut ia dengan berlari”
Betapa mesra gambaran hadist diatas, sungguhan dari suatu adegan nyata tergambar jelas, susunan katanya sederhana tetapi kedalaman maknanya tiada terhingga. Inilah yang selalu memotivasi orang yang beriman untuk senantiasa berdoa dan bersabar bersamaNya. Allah Swt berfirman :
“Wahai orang – orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaran dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”
(QS. Ali Imran(3) ayat : 200)
Ada tiga kategori sabar yang kita kenal, yaitu : sabar dalam menjalankan segala perintahNya, sabar dalam menjauhi segala laranganNya, dan sabar dalam menerima segala macam ujianNya. Dengan demikian, kesabaran menjadi sumber segala kabaikan dan keselamatan bagi orang yang beriman di dunia dan di akhirat.(QS. Ali Imran(3) ayat : 200)
7. Meraih Kebahagian di dunia dan di akhirat
“yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan sebelummu,serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang – orang yang beruntung.”
(QS. Al – baqarah(2) ayat 3-5)
(QS. Al – baqarah(2) ayat 3-5)
Dari ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa kriteria orang yang beriman ialah :
a) Beriman kepada yang Ghaib
Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. Tanda – tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu. Dan, yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindra. Percaya kepada yang ghaib yaitu, mengiktikadkan adanya sesuatu yang maujud yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra, karena ada dalil yang menunjukkan kapada adanya, seperti : adanya Allah, malaikat – malaikat, hari kiamat, dan sebagainya.
b) Mendirikan shalat
Mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melengkapi syarat – syarat, rukun – rukun, dan adab – adab yang khusus, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusyuk, thuma’ninah memperhatikan apa yang dibaca, dsb.
c) Menafkahkan sebagian rezeki.
Rezeki adalah segala sesuatu yang dapat diambil manfaatnya. Menafkahkan sebagian rezeki, ialah memberikan sebagian dari harta yang telah direzekikan oleh Allah Swt. Kepada orang – orang yang diisyaratkan oleh agama untuk memberinya, seperti orang – orang fakir, miskin, kaum kerabat, anak – anak yatim dll.
d) Beriman kepada kitab – kitab Allah
e) Meyakini Akan Adanya Kehidupan Akhirat.
http://www.ziddu.com/download/5208942/utakKunjungDikabulMakaIntrospeksiKedalamdonk......doc.html
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Atas Komentarnya