>>>Download<<<
Bagi seorang Muslim, Alquran bagaikan cahaya di tengah kegelapan malam. Ia menjadi petunjuk yang senantiasa dinantikan kedatangannya. Karena itu, merugilah orang yang tidak mengenal Alquran dan sangat merugi orang yang tidak mau kenal Alquran, padahal ia mengetahui kebenaran dan keagungannya
Sebaliknya, beruntung orang yang kenal dengan Alquran dan berusaha menjaga hubungannya tersebut agar tetap langgeng. Betapa tidak, kebahagiaan, ketenangan dan kedamaian hidup akan senantiasa mengikutinya kemana pun ia pergi. Dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda, “ Kepada kaum yang suka berjamaah di masjid – masjid, mengajarkan Alquran secara bergiliran dan mengajarkannya terhadap sesama, akan turunlah kepadanya ketenangan dan ketentraman, akan tertimpah kepadanya rahmat dan mereka pun akan dijaga oleh malaikat juga Allah akan senantiasa mengingat mereka”
Di akhirat pun mereka akan dimuliakan bersama para utusan Allah. Disabdakan, “Orang yang gemar membaca Alquran, lagi pula ia mahir, kelak akan mendapat tempat dalam surga bersama dengan rasul – rasul yang mulia lagi baik; dan orang yang membaca Alquran namun tidak mahir, membacanya dengan tertegun- tegun dan berat lidahnya(belum lancar) maka ia akan mendapatkan dua pahala” (HR. Bukhari Muslim dari ‘Aisyah RA)
Tak heran jika Rasulullah SAW “Menganjurkan” kita untuk “iri” kepada orang yang hidupnya selalu berinteraksi dengan Alquran. Beliau bersabda, “Ada dua golongan manusia yang sungguh – sungguh orang iri kepadanya, yaitu orang yang diberi oleh Allah kitab suci Alquran ini, dan dibacanya siang malam, dan orang yang dianugerahi kekayaan harta, siang dan malam kekayaan itu digunakannya untuk segala sesuatu yang diridhai Allah” (HR Bukhari Muslim)
Tatkala kita membaca Alquran dengan kesungguhan, maka saat itulah kita “terhubung” dengan Allah, karena Alquran adalah tali Allah yang terjulur dari langit dan bumi. Jika membaca saja demikian mulia, apa lagi menghafal, mentadaburi maknanya, serta mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari.
Itulah sebabnya para sahabat menjadikan Alquran sebagai kecintaan. Mereka berlomba – lomba membaca, mempelajari dan mengamalkan kandungan Alquran. Dalam sebuah hadist shahih Rasulullah SAW menyuruh Abdullah bin Umar agar mengkhatamkan Alquran seminggu sekali. Begitu pula para sahabat seperti Usmat bin Affan, Zaid bin Tsabit, Ibnu Mas’ud dan Ubay bin Ka’ab, telah menjadi wiridnya untuk mengkhatamkan Alquran pada setiap hari jum’at. Apalagi kalau bulan Ramadhan hampir tidak pernah sepi ayat – ayat Alquran berkumandang seluruh penjuru negeri.
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Atas Komentarnya