This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saturday, 30 May 2009

Cantik/ Ganteng bukan Jaminan masuk Surga!!!

“Jangan tanyakan apa yang membuatmu terlibat begitu ganteng / Cantik. Namun, sekali – kali bertanyalah apa yang menyebabkan kejelekanmu terlihat begitu indah.”

(Di sinilah letaknya kelebihan hati, etika dan kepribadian disbanding bentuk rupa dan kecantikan semata)

Ingin bahagia banyak jalannya, namun bukan dengan tipu daya, karena segala yang ada di dunia hanya sementara dan fana. Terlalu sia – sia hidup ini harus menjadi budak dunia. Semua yang diterima di dunia adalah amanah, bukan hidup itu sendiri, dan amanah membutuhkan tanggung jawab. Kelak, tanggung jawab itu akan dimintakan. Lalu, bagaimana harus menjawab jika kita tidak lagi amanah???

Hatimu adalah tempat dimana segala bermuara atas ilham dari karunia dan segala yang datang dari Allah. Dan di mana Allah membisikkan setiap kebenaran di dalamnya sebagai petunjuk atas segala keraguanmu terhadap sesuatu yang masih buram bagi penglihatan kasatmu, hatimu yang masih terkuasai oleh ragu. Maka jujurlah kau padanya, jangan lukai atau nodai kesuciannya…..

“pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”

(QS. Yassin (36) : 65)

Tuesday, 26 May 2009

PKS (Partai Keadilan Sejahtera)

Mengapa Umat Islam tidak memilih PKS pada pemilu Legeslatif 2009, sekarang pencapaian suara PKS 7.8% di minta lebih untuk mencalonkan Presiden dan dengan keputusan Koalisi dengan SBY-Boediono,,PKS lagi – lagi dapat kritikan Pedas mengatasnamakan umat Islam. Sebenarnya siapa di balik itu semua??? Musuh Islam atau mereka Yang sakit hati dengan PKS, Asstaghfirullah segeralah bertaubat……
Sabarlah PKS –ku Jalan Dakwah Masih panjang. Allahu Akbar...3x

Selama ini saya belum melihat partai islam yang lain lebih baik dari PKS,karena banyak diantara para petingginya yang terkait kasus korupsi dll.

Rasanya tidaklah bijak kalo kita hanya menyalahkan PKS atas pergolakan ini,tapi salahkan juga UMAT YANG DENGAN IKLAS LEBIH MEMILIH PARTAI NON ISLAM,sehingga partai2 islam termasuk PKS tidak punya pilihan.
salahkan diri kita masing2 mengapa tidak mendawahi keluarga dan kerabat kita untuk tidak memilih partai islam sehingga mrk bisa bergerak demi tegaknya islam di indonesia.

Jangan2 kita selama ini hanya jadi penonton dan hanya bisa menghujat dan menghujat tapi tidak mau bergerak dan memperbaiki keadaan...astagfiruLLAH.


Comment :1
Kenapa yang selalu 'diprotes' itu PKS? Kenapa penulis mengatasnamakan dirinya seolah-olah 'Umat Islam' akan kecewa?
PKS juga sekumpulan manusia yang rasional pak, berapa dana utk RI-1 dan 2 triliunan. Jika PKS 'nekad' tentu kembali dihujat. Kita lihat, seminggu terakhir, hanya PKS lah yang 'siap utk bentuk blok baru' jika SBY tidak mau klarifikasi. Dalam persiapan itu, partai Islam selain PKS sudah masuk kembali ke SBY. Jadi PKS lah yg terakhir kembali berkoalisi, tentunya dengan perhitungan madharat paling kecil pak. Lihatlah PilGub Jakarta, Pilwali Depok, semua kekuatan mengurung PKS. Lalu haruskah PKS memaksakan diri dalam Pilpres sendirian dengan partai menengah lain yang terbukti ingin juga mendapat posisi RI1/2 semisal SB, dll? Haruskah PKS terus dihujat? Astaghfirullah. Lihatlah klarifikasi di situs pk-sejahtera.org atau berita-berita lainnya biar adil.


Comment : 2
Kadang kala kita sulit membedakan antara idealis dan realita , kalaulah kita sedikit mau berkaca dan menoleh kebelakang , banyak contoh dalam siroh nabawiyah dan sahabiyah yang dapat kita jadikan referensi apa dan mengapa langkah yang diambil Pks seperti ini.
Keputusan besar harus diambil dalam jarak waktu yang tinggal jam , menit bahkan detik , bagaimana panglima khalid bin walid dilempari batu , dicaci maki ketika beliau membawa pasukannya mundur dari medan laga ( karena kondisi pasukan yang sudah tidak seimbang , beliau lebih baik mundur selangkah dari pada harus mengorbankan pasukannya untuk harakiri ) , Bagaiamana Rasullullah menasehati abudzar alghifari dengan bijaksana atas keberanianya yang kurang memperhatikan kondisi , dan Rasullulah sendiri pernah dipertanyakan oleh sahabat ketika sebuah keputusan Baliau dianggap tidak mewakili Idealisme umat saat itu... tapi itulah realita.

Saya awalnya juga sulit untuk memaknai langkah mas'ul di Pks atas keputusan ini , idealisme saya berontak .. tapi tabir realitas membatasi langkah2 mas'ul untuk berbuat yang terbaik menurut idealisme kita , perjalanan dakwah ini masih sangat jauh , panjang dan semakin berat dengan tantangan yang semakin keras.
Mungkin sedikit yang masih perlu dibenahi adalah pola komunikasi , tidak hanya dengan SBY ,Demokrat ataupun mitra Koalisi , tetapi yang jauh lebih penting adalah pola komunikasi internal , bila sudah dalam tataran ranah publik seyogyanya para mas'ul menyampaikan pendapat haruslah pendapat yang telah diputuskan dalam syuro' bukan pendapat personal lagi , dipundak seorang kader apalagi para mas'uliyah membawa beban dakwah dan Pks , pola komunikasi kepada kader diakar rumput haruslah lebih komunikatif dua arah juga , tidak perlu distorsi komunikasi oleh jenjang struktural maupun jenjang tarbawiyah , ada yang perlu disampaikan secara terbatas , tapi ada juga yang harus disampaikan kepada seluruh kader , terutama apa yang sudah menyangkut opini publik , Pks harus memperkuat public relation speaking yang profesional , semoga ini semua ada ibrohnya buat kemaslahatan dakwah kedepannya.
Jazakallah kk

Comment : 3
Kalo saya berfikiran awam, pasti sy menganggap PKS itu berada pada jalan yang salah, tetapi kalo saya mengkaji lagi, maka saya harus melihat akar permasalahnnya, faktor2 apa sj yg bisa membuat PKS sprti itu. saya yakin orang2 PKS itu bisa mngambil keputusan (syura) dan tentunya tujuan utama bukan kekuasaan, tetapi bagaimana mengggunakan kekuasan untuk mengabdi kepada Allah.

Mengapa PKS tidak mempelopori bangkitnya Politik Islam, saya kira pertanyaan ini harus dilihat bagaimana keadaan partai politik islam sekarang, bagaimana karekter pemilih islam, lihat saja Indonesia adalah Penduduk Islam terbesar di dunia, tetapi mengapa justru partai nasionalis yang menang. jangankan antar partai mau bergabung, sesama pengurus saja masih tidak solid dan kadang saling mencela. Inilah yang sekiranya patut diambil perhatian kita.

Dan ingat proses ini adalah kelanjutan dari proses yang lalu, kerja sekrang adalah kelangsungan untuk yang akan datang, pelan tapi pasti. Dan ngat lagi kalo kita memahami politik kita harus mengetahui jenis-jenis koalisi yang diambil, dan jenis koalisi PKS ini bukan koalisi ideologi, melainkan koalisi strategis. Bagaimana PKS mengambil peran untuk pemerintahan. Tentunya inilah yang dinamakan menjemput kemenangan untuk yang akan datang. Lihat saja kerja kader PKS saat ini baik menteri maupun dewannya udah banyak terbukti amanah. Kita lihat saja nanti...

Comment : 4
Sebenarnya pemilu legislatif bisa menjadi cermin untuk kita, bahwasanya umat islam sendiri saat ini masih 'belum siap' untuk memilih partai islam. Menurut pandangan saya mungkin ini ijtihad politik PKS untuk berusaha menjadi payung dakwah terlebih dahulu sampai ummat islam benar-benar siap untuk menjadikan islam sebagai way of life, sehingga dengan sendirinya akan mendahulukan partai islam ketimbang partai nasionalis dan sekuler. Perlu di catat, kegagalan partai islam adalah tanggung jawab kita bersama, yang telah membiarkan setidaknya orang-orang disekitar kita untuk memilih partai nasionalis-sekuler. Saya yakin kalau ummat islam sudah memiliki kecenderungan kepada partai Islam, PKS tidak akan bersusah payah membangun koalisi dengan partai nasionalis-sekuler. Yang terpenting buat kita adalah mengawal para pemimpin partai islam agar selalu berkhidmat kepada ummat islam. Wallahua'lam bishowab.

Comment : 5
PKS masih perlu banyak belajar dari perjalanan politik, tingkatkan mutu SDM, membaur dengan masyarakat dan jadikan kehidupan islam bagian dari kebiasaan rakyat, saya yakin dengan sendirinya rakyat akan memilih PKS.

Comment : 6
mungkin kita perlu positif thinking ...., barangkali ini bisa juga sebagai sarana untuk menunjukkan bagaimana kita sebagai orang muslim....dan sebagai orang muslim kita berdoa saja semoga pimpinan kita nanti tetap ingat tujuan semula....yaitu mensejahterakan rakyat......Allahu Akbar......

Comment : 7
Sebaiknya kita yg mengaku umat Islam intropeksi diri , apakah selama ini sudah benar benar menentukan pilihannya pada Partai yg berbasis Islam ?

Sepengetahuan saya dan saya yakin bahwa keputusan yg diambil oleh teman teman di PKS sudah difikirkan secara matang manfaat dan mudhoratnya terhadap perkembangan da'wah kedepan ..

Jadi mari kita selaku umat Islam dapat berperan aktif dalam memenangkan partai Islam di masa mendatang , dan yakinlah akan janji Alloh Swt kemenagan itu akan datang kalau kita mau bersungguh sungguh dalam menegakan agama Alloh Swt.

Amin....

Friday, 15 May 2009

Biar Cinta Beliau, Tidak Bertepuk Sebelah Tangan

Pagi itu, meski langit telah mulai menguning,burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigapmenangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa.

Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di kenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah. Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata jibril. Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya," kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. " Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat niat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum, peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku" Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu. Kini.

Allahumma shalli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi.

Rosulullah dalam mengenangMu, kami susuri lembaran sirahMu, pahit getir perjuanganMu membawa cahaya kebenaran. Engkau taburkan pengorbananMu untuk umatMu yang tercinta, kiat terpaksa tempuh derita cengkalnya hatiMu menempuh ranjaunya. Tak terjangkau tinggi pekertiMu tidak tergambar indahnya akhlaqMu, tidak terbalas segala jasaMu, sesungguhnya Engkau Rosul mulia….tabahnya hatiMu menempuh dugaan mengajar arti kesabaran. Menjulang panji kemenangan terukir namaMu didalam Al-Quran. Rosulullah kami umatMu walau tak pernah melihat wajahMu….kami coba mengingatiMu dan kami coba mengamal SunnahMu. Kami sambut perjuanganMu walau kita tak pernah bersuah, tapi kami tak pernah kecewa Allah dan Rosul sebagai Pembela…. (By HIjazz)

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita sebagai umatnya. Saat sakaratul maut beliau masih ingat pada umatnya….oleh karena itu sudah sepatutnyalah kita harus menumbuhkan kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, dengan realiasi Al-Qur’an dan Sunnah Rasul dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti Allah dan Rasulnya mencinta kita.

Thursday, 7 May 2009

Indahnya Menahan, Menunggu Buka penuh Kejutan…

Indahnya Menahan, Menunggu Buka penuh Kejutan…

Menanti pernikahan dengan proses yang suci tentu memerlukan kiat tersendiri. Allah dan RasulNya menuntunkan beberapa hal yang pasti akan menjadi isian terbaik bagi hari – hari puasa kita. Tidak semua, tetapi ada lima yang akan kita bahas yaitu : dzikirullah, puasa, sabar, dan shalat, tarbiyah, serta aktivitas dak’wah

Satu : Dzikrullah, Allah dekat saja

Hakikat dzikir, adalah mengingat Allah di setiap tempat, kondisi, dan waktu.

“Orang – orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. Dan mereka mentafakkuri penciptaan langit dan bumi. (Mereka mengatakan) Wahai Rabb kami, tidaklah Engkau cipatakan semua ini dengan sia – sia, Maha Suci Engkau, maka jauhkanlah kami dari azab neraka”(QS. Ali Imran ayat 191)

Ada beberapa dzikir ma’tsur yang dituntunkan Rasulullah SAW untuk dilakukan ketika pagi dan sore, menjelang tidur, atau dilakukan saat – saat khusus. Beberapa ulama sudah membahas tentang dzikir sesuai sunnah. Al Adzkar, karya Imam An Nawawi, Al Ma’surat karya Ustadz Hasan Al Banna, dan risalah – risalah tentang dzikir dari Syaikh Bin Baz dan Syaikh Al Ustaimin sudah banyak tersesia dan bisa kita baca. Maka selamat berdzikir pilihlah yang sesuai sunnah, agar kita jadi tenang, tentram dan sakinah.

“yaitu Orang – orang yang beriman dan hati mereka tentram dengan mengingat Allah, Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” (QS. Ar Raad ayat 28)

Ayyuhal Ihwan ! ketentraman itu memang indah. Tetapi sebagai pengimbangnya, ketakutan juga harus ditumbuhkan semuanya tetap dalam kerangka dzikir. Tentu hanya kepada dan karena Allah semata. Ketakutan adalah energi jiwa, untuk membentengi diri dari perbuatan yang mengundang murka Ilahi. Rasa takut akan kengerian yang lebih besar, kengerian neraka, kengerian zaqqum, kengerian makan nanah dan darah, malaikat yang kasar dan bengis. Panas, perih, ngilu, kehausan abadi, minuman yang membakar, dan kulit yang selalu diganti untuk dirasai siksa….

Dua: Maka Atasnyalah Puasa…

“Wahai sekalian pemuda….barangsiapa diantara kalian bersanggupan ba’ah maka hendaklah is menikah. Karena sesungguhnya ia dapat memejamkan mata dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa belum mampu, maka atasnyalah puasa, maka sesunggunya puasa itu benteng baginya. (HR Al Bukhari dan Muslim )

Ba’ah, dalam arti asalnya adalah tersedianya tempat tinggal. Jadi syarat anjuran untuk menikah di sini dikaitkan dengan kemampuan seseorang untuk menyediakan tempat tinggal bagi kehidupan rumah tangganya nanti. Oh, bukan berarti harus sudah memiliki rumah sendiri, apalagi jika harus megah. Tidak, tidak ada larangan menjadi kontraktor(pengontrak maksudnya) bahkan fatimah binti Rosulullah dan Ali di awal pernikahannya menempati sebuah rumah sangat sederhana yang statusnya hutang.

Memaknai puasa tak hanya sebagai lapar dan dahaga, ini yang sulit. Ada lidah, mata, tangan, dan kaki, yang juga tetap harus kita puasakan. Banyak prang berpuasa tanpa beroleh apa jua selain lapar dan dahaga. Tetapi adalah hina, jika enggan berpuasa karena takut tak mendapat apa – apa. Subhanallah, sungguh melegakan bahwa secara fisik lahiriah saja, logika puasa sebagai benteng ini sudah bersambung dengan sabda beliau SAW yang lain :

“Sesungguhnya syaithan itu berjalan didalam diri anak Adam melalaui peredaran darah. Maka persempitlah jalannya dengan lapar dan dahaga.(HR. Al Bukhari )

Tiga : Menggapai Pertolongan Dengan Sabar dan Shalat

Ketika nafsu begitu haus, ketika syahwat begitu menggebu, tetap ada kesucian yang harus dipertahankan mati-matian. Betapa berat perjuangan, ia hanya menghargai para pemilik kesabaran. Ia gandengkan ruhnya yang berjuang mempertahankan kesucian, ia sambungkan jiwanya yang coba menegakkan sifat malu, dengan kesertaan Allah. Sungguh sebuah nikmat yang tak bisa diukur dengan neraca dunia.

“Wahai orang yang beriman, mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah berseta orang – orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah 153 )

Empat : Nggak Ngaji Nggak Trendi !

Mungkin anda adalah peserta atau juga bahkan pengisi, ataupun sekedar orang yang pernah melihat dan menemui fenomena seperti ini di zaman ini :

“ ……Ketika beliau keluar tiba – tiba beliau dapati para sahabat duduk dalam halaqah(Lingkaran) beliau bertanya, “ Apakah yang mendorong kalian duduk seperti ini?. Mereka menjawab, “ Kami duduk berdzikir dan memuji Allah atas Hidayah yang Allah berikan sehingga kami memeluk islam.”

Maka Rasulullah bertanya, Demi Allah, kalian tidak duduk melainkan untuk itu? Mereka menjawab, “Demi Allah, kami tidak duduk kecuali untuk itu. Maka beliau bersabda, sesungguhnya saya bertanya bukan ragu – ragu, tetapi Jibril dating kepadaku memberitahukan bahwa Allah membanggakan kalian di depan para malaikat.”

(Potongan HR. Muslim, dari Abu Sa’id dari Mu’awiyah)

Lima: Melelahkan diri dengan Aktivitas Dakwah

Bantu Aku Menjaga Mataku

Tinggalkan masa lalu, akhi/ukhti. Ini saatnya kita berpikir jernih : menunda berhias sampai ia menjadi berpahala. Adalah konyol, berhias untuk orang yang belum pasti menjadi suami atau istri, sementara di dalamnya kita melanggar larangan Allah dan mengundang murkanya dengan make-up perilaku jahiliah. Dengarlah Allah sendiri yang mengajakmu bicara ;

“….Dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang – orang jahiliah dahulu…”(QS. Al- Ahzab 33)

Mata adalah jendela hati dan kurir zina. Batapa banyak bencana akibat mata tak terjaga. Dan betapa cerdas iblis, yang menyediakan banyak alternatif untuk mengisi retina hati dengan pandangan memabukkan berupa cara berhias dan bertingkah laku jahili. Menatap parilaku dan kelincahan memang membahagiakan. Melihat engkau berhias cantik, pasti membuat aku tertarik. Memandangmu…..waduh selalu…..kata seorang panyanyi, tak akan pernah tumbuh jemu di hatiku.

Astaghfirullah, seharusnya kebahagian. Ketertarikan, dan ketidakjemuan itu tak perlu hadir jika ia menghadirkan nyala neraka di pelupuk. Engkau lebih tahu bagaimana menjaga dirimu daari mataku. Bantu aku menjaga ini, agar kita semua selamat sampai akhir nanti. Bantu aku, bantu aku menjaga mata ini ya Allah…

Bantu Aku Menjaga Mataku

Tinggalkan masa lalu, akhi/ukhti. Ini saatnya kita berpikir jernih : menunda berhias sampai ia menjadi berpahala. Adalah konyol, berhias untuk orang yang belum pasti menjadi suami atau istri, sementara di dalamnya kita melanggar larangan Allah dan mengundang murkanya dengan make-up perilaku jahiliah. Dengarlah Allah sendiri yang mengajakmu bicara ;

“….Dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang – orang jahiliah dahulu…”(QS. Al- Ahzab 33)

Mata adalah jendela hati dan kurir zina. Batapa banyak bencana akibat mata tak terjaga. Dan betapa cerdas iblis, yang menyediakan banyak alternatif untuk mengisi retina hati dengan pandangan memabukkan berupa cara berhias dan bertingkah laku jahili. Menatap parilaku dan kelincahan memang membahagiakan. Melihat engkau berhias cantik, pasti membuat aku tertarik. Memandangmu…..waduh selalu…..kata seorang panyanyi, tak akan pernah tumbuh jemu di hatiku.

Astaghfirullah, seharusnya kebahagian. Ketertarikan, dan ketidakjemuan itu tak perlu hadir jika ia menghadirkan nyala neraka di pelupuk. Engkau lebih tahu bagaimana menjaga dirimu daari mataku. Bantu aku menjaga ini, agar kita semua selamat sampai akhir nanti. Bantu aku, bantu aku menjaga mata ini ya Allah…

Alangkah beruntungnya Dia, Tiada Hari Tanpa Perbaikan Diri

Indahnya Menahan, Saat “Berbuka” Penuh Kejutan!

Agar Medan Pikat Kita Tak Terlalu Berbahaya….

Qurbul wisad wa thulus siwad, dekatnya fisik dan panjangnya interaksi adalah faktor terkuat dalam memperbesar saling ketertarikan antara kita. Betapapun, pepatah Jawa itu ada benarnya. Witing tresna jalaran saka kulina.

Alangkah beruntungnya Dia!!!

Bayangkan sejenak….Ketika kita sedang bermaksiat dan melanggar larangan – larangan

Allah, maka bisa terjadi di saat itu pula calon istri atau calon suami kita sedang melakukan hal yang sama di sudut dunia yang lain.

Tidak! Saya bukan ingin memindahkan rasa takut kira kapada Allah kepada ketakutan untuk tidak mendapat jodoh yang baik. Bukan, bukan itu maksud saya. Saya hanya ingin anda tahu bahwa Allah telah menggariskan bahwa mencari jodoh yang baik adalah menjaga dan mendidik diri menjadi yang terbaik.

“Wanita – wanita yang kotor adalah untuk lelaki yang kotor dan lelaki yang kotor untuk perempuan yang kotor. Dan wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan laki – laki yang baik untuk wanita yang baik…”(QS.An-Nur ayat 26)

Mari kita simak satu kisah lagi. Kali ini tentang seorang pemuda, Idris namanya. Ia memulai langkah pengisian usia remajanya dengan tepat dan menantang : mencari ilmu dan berpetualang. Saya pikir, apa yang ia jalani menghasilkan banyak pengalaman seru. Mungkin anda bisa mencontoh?

Sampai suatu ketika dalam perjalanan petualangannya yang panjang, sebuah sungai membentang di hadapannya. Ya, ia harus menyebrang meski dengan perut lapar. Pucuk dicinta ada delima. Delima yang terbawa arus itu mendekat terus mendekat, semakin mendekat, dan hap, kena! Tanpa pikir panjang basmalah terucap dan gigitan pertama tertancap.

Perlahan kunyahan pertama bergeser ke kerongkongan. Dan saat itu terasa tercekat, ia tersadar, halalkah delima itu? Apa itu sudah meminta ijin kepada pemiliknya sehingga delima itu dihalalkan baginya? Bukan soal kecil atau besar, selamanya ia berprinsip takkan pernah sudi tubuhnya kemasukan barang syubhat apalagi haram. Api neraka lebih pantas untuk daging yang tumbuh dari barang haram, bukankah begitu sabda RasulNya?

Ia harus bertemu pemiliknya, pemilik pohon delima itu. Melawan arus, ia susuri sungai kearah hulu. Kuyup,berpeluh, terseok, dan sesekali jatuh. Singkatnnya, setelah tanya sana – sini, ia temukan pohon delima di tepi sungai sekaligus rumah pemiliknya.

“Ya, satu kunyahan delima itu halal, asal kamu mau berkerja merewat kebun delimaku selama sekian tahun…” kata si pemilik pohon yang bertampang ulama. Hanya segigit tebusannya berat amat? Tapi tidak bagi Idris. Itu jauh lebih ringan baginya daripada harus menanggung siksaan Allah. Ia sanggup.

Waktu berlalu, hari berganti, Idris menyelesaikan kewajibannya dengan sempurna. Ia pun berpamitan. “Aku ridha kau pergi, tapi sebelumnya, kau harus menikahi putriku yang cacat. Dia buta, tuli, bisu, dan lumpuh….Mau?”

Bencana apa ini? Tapi Idris bertawakkal kepada Allah. Allah tak pernah menyia-nyiakan orang yang berbuat baik. Dan benar, saat ditemui si calon istri begitu cantik sempurna. Siapa yang tak terkejut? Ah, anda pasti menebak apa makna kiasan dari buta, tuli, dan lumpuh!

Seratus! Artinya, calon ibunya anak – anak ini tak pernah melihat, mendengar, mengatakan, dan menuju sesuatu yang haram lagi tercela. Bukankah Allah telah berjanji, dan Ia takkan pernah mengingkari : laki – laki yang baik untuk perempuan yang baik dan sebaliknya.

Coba tebak, siapa yang lahir dari pernikahan barakah ini! Dialah seorang anak yang hafal Al-Qur’an di usia 9 tahun, menghafal Al Muawaththa’ karya Imam Malik lengkap dengan sanadnya dalam 9 malam. Menghasilkan 1000 kesimpulan hukum lengkap disertai dalil dari renungan sebuah hadist pendek dalam semalam, menjadi orang pertama yang merumuskan kaidah Ushul Fiqih dan menjadi pelempar tombak yang dari 10 lemparan tak satupun meleset. Dialah Imam Asy Syafi’i, Muhammad bin Idris Asy Syafi’i. seorang Mujaddid di abadnya, “Adalah Syafi’i mentari bagi siang dan obat bagi sakit, maka siapa yang tak membutuhkan keduanya?”

Alangkah beruntungnya dia, pemuda bernama Idris itu.

“….Dan wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan laki – laki yang baik untuk wanita yang baik…”(QS. An Nur ayat 26)

Monday, 4 May 2009

Cantik, Ijinkan Aku Menunduk !!!

Demi Allah, Aku tak tahu apa harus kukecam hawa nafsuku, Atas Cinta. Atau mataku yang menggoda, ataukah hati ini. Jika kukecam hati, ia berkata : Gara – gara mata yang memandang! Dan jika kuhardik mata, ia berdalih : Ini kesalahan hati! Mata dan Hati telah dialiri darah, Maka wahai Rabbi, jadilah Penolongku atas mata dan hati ini.

Syaithan, kata Ibnu ‘Abbas, menempati tiga lokasi dalam diri seorang lelaki : pandangan, hati, dan ingatan. Sementara kedudukan syaithan dalam diri seorang wanita menurut faqihnya para sahabat ini ada pada lirikan mata, hati, dan kelemahannya. Luar biasa, Betapa semua titik lemah manusia telah diketahui syaithan.

Sungguh benar kemudian jika Ustad Rahmat ‘Abdullah mengatakan bahwa di titik lemah ujian datang. Demi Allah, ada banyak laki – laki jujur yang akan mengakui bahwa titik lemahnya ada pada kecantikan wajah. Sejujur para istri bangsawan – bangsawan Mesir di masa Yusuf ‘Alaihis Salam yang mengiris jemarinya menyaksikan ketampanan membius. Cukuplah ungkapan keterpanaan mereka mewakili perasaan para lelaki, “Haasyallaah, ini bukan manusia, ini malaikat yang mulia.” (QS. Yusuf ayat 31)

Di tengah kejujuran itu, biarlah kita merindu sosok – sosok yang pandangannya selalu tunduk, menyerusuk ke kedalam bumi. Walau ia menyimpan kekaguman pada kecantikan mahakarya Allah, tetapi kemampuan membedakan mana yang halal dan mana yang haram baginya telah mengajarkan kalimat, “Cantik, Ijinkan aku Menunduk”

Mari kita dengarkan Ummuh Salamah berkisah tentang santunnya ‘Utsman bin Thalhah dalam perjalanan mereka ke Madinah. Sungguh, hanya Allah yang mengawasi mereka sepanjang 400 kilometer itu. Ya. Padahal Ummuh Salamah adalah salah satu wanita tercantik di Makkah, dan ‘Utsman pun tergolong tampan.

Agaknya, ketundukan pandangan ‘Utsman bin Thalhah, kemulian akhlaqnya, dan kesuciannya inilah membuat Rasulullah mencegah ‘Umar membunuhnya saat sia masih musyrik dan manjadi tawanan Badar. Bahkan kemudian, beliau menetapkan hak pemegang kunci ka’bah padanya dan keturunannya saat penaklukan Makkah. Inilah yang beliau SAW lakukan, meski ‘Ali sang menantu mulia menginginkan dan meminta kedudukan itu untuk disatukan dengan hak pemberian minum jama’ah haji yang ada pada keturunan Abdul Muthalib.